Selasa, 11 November 2014

Penulisan Sejarah


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
            Penulisan sejarah merupakan puncak dari suatu peneltan sejarah. Hasil penulisan sejararah ini disebut historiografi. Dalam perkembangannya penulisan sejarah mengalami kemajuan dengan munculnya gagasan baru dalam penulisan sejarah. Dengan demikian, terdapat tradisi penulisan sejarah yang berbeda-beda dari berbagia kelompok. Demikian juga penulisan sejarah di Indonesia.
            Berkembangnya tradisi tulis menulis, berdampak pada kebiasaan untuk menuliskan sebuah kisah peristiwa, atau kejadian penting yang dialami oleh seseorang sekelompok orang, bangsa, atau suatu Negara, demikianlah seterusnya sehingga berkembanglah tradisi penulisan sejarah di Indonesia. Pemnulisan sejarah di Indonesia mengalami beberapa periode perkembangan. Setiap periodisasi perkembangan penulisan sejarah, lalu memilki cirri-ciri atau karakteristik tersendiri yang dapat dibedakannya dengan periodisasi perkembnagan penulisan sejarah yang lain. Oleh karena itu mementingkan ciri-ciri atau karakteristik dari masing-masing periodisasi perkembngan penulisan sejarah maka kita dapat mengklasifikasikan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia.
1.2 Batasan Masalah
a.       Historiografi Tradisional
b.      Historiografi Kolonial
c.       Historiografi Nasional
























BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional berkembang pada masa kerajaan tradisional Indonesia. Penulisan sejarah masa tradisional digunakan untuk merekam dan mewariskn kehidupan dinasti yang berkuasa kepada generasi berikutnya. Penulisan sejarah tradisional adalah penulisan sejarah yang lebih mengedepankan unsur keturunan (geneologi), tetapi mempunyai kelemahan dalam struktur kronologi dan unsur biografi. Sejarah tradisional lebih menekankan pada unsur bercerita. Penulisan tradisional umumnya tentang kerajaan, kehidupan raja, dan sifat-sifat yang lebih-lebihkan raja dan para pengikutnya. Hubungan sebab akibat tidak tampak yang terpenting mengagungkan raja dan kejayaan kerajaan. Historiografi masa tradisional berkembang pada masa hindu budha dan islam.
a.       Zaman Hindu Budha
Tradisi tulis pada masa hindu budha berkembang dengan pesat sehingga tercipta 1000 buah naskah diseluruh nusantara berdasarkan isinya, bentuk-bentuk kesusasteraan pada mas hindu budha tersebut terdi atas tutur, (kitab keagamaan), kastra (kitab hukum), wiracarita (cerita kepahlawanan), dan kitab-kitab cerita yang berisi ajaran keagamaan, sejarah dan moral.
Sampai denganzaman maja pahit, bahasa yang dipakai dalam naskah sejarah adalah bahasa jawa kuno. sesudah zaman maja pahit bahasa yang dipakai dalam naskah sejarah adalah bahasa jawa tengahan. Berdasarkan bentuknya, naskah sejarah zaman hindu budha terdiri atas ganjaran (prosa), dan tembang (puisi). Tembang dalam masa jawa kuno disebut kakawini dan tembang pada masa jawa tengan disebut kidung.
Pada masa kerajaan Kediri terjadi perkembangan dibidang penulisan sejarah. Pada masa itu, telah dihasilkan karya satra dengan judul Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu kanwa pada tahun 1035. Kitab Arjunawiwaha berisi kisah kehidupan raja airlangga yang dianggap sebagai tokoh arjuan agama yang berkembang pada pemerintahan air langga ialah agama hindu aliran wisnu atau waisnawa sehingga airlangga dianggap sebagai titisan dewa wisnu, yang bertugas memlihara perdamaian dunia. Pada masa pemerintahan jaya baya pernah memerintahkan kepada Mpu sedah untuk mengubah kitab bharatyudha kedalam bahasa jawa kuno. Karena tidak mampu menyelesaikannya, maka penulisan kitab bharatayudha dilanjuntaan oleh Mpu penuluh dalam kitab tersebut jaya baya disebut beberapa kali sebagai sanjungan  kepada raja. Kitab bharatayudha bertuliskan tahun candra sangkala yang berbunyi sangakuda suddha candrama atau tahun 1079 saka (tahun 1157).
Pada masa kerajaan majapahit, dihasilkan karya sejarah kitab Negara kertagama karangan Mpuh prapanca pada tahun 1365. Isi kitab Negara kertagama .
1.      Sejarah raja-raja singasari dan majapahit dengan masa pemerintahannya;
2.      Keadaan kota maja pahit dan daerah-daerah kekuasaannya;
3.      Kisah perjalanan raja Hayamwuruk ketika berkunjung kedaerah kekuasaannya di jawa timur besrta daftar candi yang ada;
4.      Kehidupan keagamaan dan pelaksanaan upacara-upacara keagamaan di kerajaan misalnya, upacara Srrada untuk menghormati roh kayatri dan menambah kesaktian raja.
b.      Zaman islam
Pada masa islam, tradisi penulisan sejarah terus berlanjut. Teman-temannya sebagian ada yang disesuaikan dengan kebudayaan islam, sedangkan sebagian lainnya merupakan hasil ciptaan baru adapun jenis-jenis penulisan sejarah zaman islam meliputi hikayat dan babad. Walaupun karya-karya sejarah tersebut tidak mengandung unsure kronologi suatu peristiwa sejarah, namun isinya menunjukkan tradisi tulis yang menjadi dasar dimulai tradisi sejarah. Tradisi tulis tersebut terkait dengan kebudayaan hindu budha, islam, atau sintesis dari dua kebudayaan tersebut.
1.      Hikayat
Hikayat adalah karya sastra tradisional berisi cerita sejarah atau cerita roman yang dibaca sebagai pelipur lara pembangkit semangat juang, teruntuk meramaikan pesta. Kisah sejarah berbentuk hikayat adalah sejarah negeri kedah, hikayat aceh, hikayat raja-raja pasai, sejarah melayu (sullalatussalatin) hikayat hasanuddin, sejarah raja-raja riau, dan tuffat Alnafis. Pada zaman dahulu di pilau sumatera, hikayat menjadi suatu tradisi yang selalu dibaca saat diselenggarkannya suat perjamuan atau pesta. Sementara yang berbentuk hikayat yang cukup popular adalah cerita tentang panji. Cerita panji ini mula-mula berasal dari masa akhir maja pahit kemudian menyebar  ke bali, Lombok, Sulawesi, Kalimantan, sumatera, malaisya, tailand dan kamboja. Melihat luas cakupan tersebarannya, maka cerita panji ini sangat popular di kawasan asia tenggara. Selain cerita panji termasuk kedalam kategori hikayat adalah cerita amir hamzah. Cerita amir hamzah mula-mula berasal dari Persia kemudian menyebar ke malaisya, sumatera, dan jawa. Contoh hikayat yang merupakan karya Indonesia asli adalah Hangtua dan bayan budiman dari sumatera. Sementara seratrama dan arjuna sastra bahu merupakan hasil gubahan sastra lama yang terdapat di jawa.
2.       Babad
Babad adalah cerita sejarah tradisional di kalangan masyarakat jawa. Babad ditulis oleh pujangga keratin untuk memperkuat legitimasi sejarah raja yang sedang berkuasa. Cerita babad berisi riwayat hidup raja, silsilah raja sebagai pusat kekuasaan dan pusat dunia, huibungan raja dengan dinasti-dinasti sebelumnya atau dengan para Nabi dan dewa-dewa.
            Selain kedua bentuk karya sastra tersebut, masih terdapat beberapa jenis karya sejarah pada masa islam yang tidak dapat digolongkan kedalam jenis babad dan hikayat. Karya sejarah tersebut mengisahkan riwayat Nabi atau para dewa misalnya, kitab manimaya yang menceritakan penciptaan islam semesta oleh tuhan, kisah Nabi adam, Nabi Ibrahim, dan Nabi ismail. Selain itu, terdapat karya sastera berisi ajaran moral dan tuntunan hidup sesuai dengan agama dan adat. Misalnya, busthanissalatin (taman raja-raja) dan tajussalatin (mahkota semua raja-raja). Kitab tajussalatin ditulis oleh bukhari al jauhari pada tahun 1963 di aceh. Tajussalatin ditulis oleh nurrudin arraniri atas perintah sultan iskandar II dari aceh pada tahun 1638, busthanussalatin mengisahkan riwayat para nabi sejak nabi adam sampai nabi Muhammad dan khulafaurrasyidin, sejarah bangsa arab masa dinasti umayyah dan abasyiah, sejarah raja-raj di malaka dan Pahang serta raja-raja aceh.
c.       Ciri-ciri historiografi tradisional
Karena ditulis oleh pujangga kerajaan maka historiografi tradisional hanya merekam kehidupan kalangan istana dalam bentuk hikayat, kronik, dan syair sejah. Cirri-ciri historiografi tradisional, antara lain sebagai berikut:
1)      Bersifat istansentris, leligiomagis, dan regiosentris
Historiografi tradisonal bersifat istana sentries, religiomagis, dan regiosentris. Istanasentris kisah sejarah taradisional hanya berisi kehidupan atau keluarga kerajaan yang berdiam di istana, religiomagis artinya kisah sejarah selalu dihubungkan dengan mengenai bersifat gaib. Regiosentris artinya historiografi tradisional menyajikan kisah sejarah mengenai pengalamn kolektif suatu kelompok masyarakat pada masa lalu. Misalanya kisah babad kerajaan jawa hanya membahas lingkungan masayarakat jawa tradisional.
2)      Memperkuat legitimasi kuasa
Di dalam kisah historigrafi tradisional, para pujangga istana menyusun silsilah yang menghubungkan raja dengan dinasti sebelumnya atau dengan para nabi dan dewa. Tujuan pemberian silsilah tersebut ialah untuk memperkuat legitimasi raja-raja terdahulu.

2.2  Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang berkaitan dengan aspek  penjajahan belanda di Indonesia. Contoh karya sejarah colonial yang ditulis sejak tahun 1600 adalah reizen (kisah perjalanan) yang ditulis oleh Nicholaus de Graff, cornelis de bruijn, Rijklofs van Goens dan Valentijn, salah satu penyebab banyaknya penulisan kisah perjalanan adalah para penulis tersebut melakukan pelayaran dan kolonialisasi di tanah jajahan. Salah satunya perjalanan Nicolaus de graf dalam jurnal Ost indesche spigle. De graaf yang berkunjung ke Indonesia antara tahun 1639-1643 sampai dengan tahun 1668-1687 menulis kisah perjalanannya ke Indonesia melalui kapal laut dan kehidupan masyarakat di Indonesia pada abad ke 18.
Pada umumnya penulis-penulis belanda tersebut kurang memperhatikan sumber-sumber lokal yang ada di Indonesia. Salah satu contoh buku sejarah karangan JJ Meinsma, yang berjudul Geschjiedenis van  Nederlandsch Oost Indische Bezettingen (sejarah hindia belanda dan sekitarnya), dalam karangan tersebut perannan bangsa belanda di Indonesia digambarkan sangat menonjol. Sebaliknya , peranan bangsa Indonesia hampir tidak disinggung sama sekali dalam penulisan sejarah. Cirri dari historiografi colonial adalah bersifat Nederlandosentris (lebih ke sudut pandang peran kolonial).


2.3  Historigrafi Nasional
Historiografi nasional adalah penulisan sejarah yang bersifat Indonesiasentries. Indonesiasentries artinya penulisan sejarah yang membahas peranan bangsa Indonesia dalam sejarah. Selain itu karena berfungsi sebagai sarana pembentukan karakter dan nasionalisme bangsa, maka penyusunan sejarah dapat dikaitkan dengan nasionalisme. Olehb karena itu, penyusunan sejarah nasionalisme tentu kan mementingkan unsure persatuan, integrasi dan ketertiban masyarakat. Sebagai bukti berlanjutnya gaung perubahan tersebut adalah munculnya sebuah artikel karangan R. Smail  berjudul  Towards History of Indonesia. Tulisan tersebut berusaha melihat sejarah Indonesia dari sudut pandang Indonesia yaitu dengan menekankan dinamika masyarakat Indonesia sendiri sehingga Indonesia bukan ajang dari permainan asing semata-mata. Ciri dari historiografi nasional adalah bersifat Indonesia sentries (lebih ke sudut pandang peran orang Indonesia)










                         

















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Penulisan sejarah masa tradisional digunakan untuk merekam dan mewariskn kehidupan dinasti yang berkuasa kepada generasi berikutnya. Penulisan sejarah tradisional adalah penulisan sejarah yang lebih mengedepankan unsur keturunan (geneologi), tetapi mempunyai kelemahan dalam struktur kronologi dan unsur biografi.
       Hubungan sebab akibat tidak tampak yang terpenting mengagungkan raja dan kejayaan kerajaan. Historiografi masa tradisional berkembang pada masa hindu budha dan islam.
            Historiografi tradisional merupakan penulisan yang menceritakan kedaerahannya, dan memilki ciri bersifat regiosentris, sedangkan historiografi kolonial merupakan penulisan yang menceritakan perjalan para penjajah yang ada di Indonesia, ini memilki ciri nedherlandosentris, dan historiografi nasional merupakan penulisan sejarah peran bangsa Indonesia, ini memilki ciri sifat indonesiasentris.
            Berbagai macam dalam penulisan sejarah dan memiliki sifat yang berbeda sesuai dengan sudut pangdangnya.
3.2 Saran
      Dalam Tulisan singkat ini penyusun ingin menyarankan kepada rekan siswa hendaknya kita membuat tugas yang dibebankan oleh guru  kita yang berupa tugas khususnya SEJARAH, dapat dibuat dengan baik agar kedepannya kita menjadi siswa yang benar-benar siap pakai di kalangan masyarakat maupun dunia.
        Tulisan ini juga masih banyak kekurangan karena kami sadar manusia biasa tak luput dari salah, oleh karena itu kami perlu kritikan dan solusi yang bersifat membangun agar ke depannya lagi dapat di susun dengan baik.



















MAKALAH SEJARAH

PERKEMBANGAN PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA


Di Susun


O
L
E
H



Kelompok 5

Gifra Andriani
Linda Panggato
Zul Safitri .L
Feki Nayoan
Risal Umar
     









SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BUNTA
KECAMATAN BUNTA
2014/2015