BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penulisan sejarah merupakan puncak
dari suatu peneltan sejarah. Hasil penulisan sejararah ini disebut historiografi.
Dalam perkembangannya penulisan sejarah mengalami kemajuan dengan munculnya
gagasan baru dalam penulisan sejarah. Dengan demikian, terdapat tradisi
penulisan sejarah yang berbeda-beda dari berbagia kelompok. Demikian juga
penulisan sejarah di Indonesia.
Berkembangnya tradisi tulis menulis,
berdampak pada kebiasaan untuk menuliskan sebuah kisah peristiwa, atau kejadian
penting yang dialami oleh seseorang sekelompok orang, bangsa, atau suatu
Negara, demikianlah seterusnya sehingga berkembanglah tradisi penulisan sejarah
di Indonesia. Pemnulisan sejarah di Indonesia mengalami beberapa periode
perkembangan. Setiap periodisasi perkembangan penulisan sejarah, lalu memilki
cirri-ciri atau karakteristik tersendiri yang dapat dibedakannya dengan
periodisasi perkembnagan penulisan sejarah yang lain. Oleh karena itu mementingkan
ciri-ciri atau karakteristik dari masing-masing periodisasi perkembngan
penulisan sejarah maka kita dapat mengklasifikasikan perkembangan penulisan
sejarah di Indonesia.
1.2 Batasan Masalah
a.
Historiografi
Tradisional
b.
Historiografi
Kolonial
c.
Historiografi
Nasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Historiografi Tradisional
Historiografi
tradisional berkembang pada masa kerajaan tradisional Indonesia. Penulisan
sejarah masa tradisional digunakan untuk merekam dan mewariskn kehidupan
dinasti yang berkuasa kepada generasi berikutnya. Penulisan sejarah tradisional
adalah penulisan sejarah yang lebih mengedepankan unsur keturunan (geneologi),
tetapi mempunyai kelemahan dalam struktur kronologi dan unsur biografi. Sejarah
tradisional lebih menekankan pada unsur bercerita. Penulisan tradisional umumnya
tentang kerajaan, kehidupan raja, dan sifat-sifat yang lebih-lebihkan raja dan
para pengikutnya. Hubungan sebab akibat tidak tampak yang terpenting
mengagungkan raja dan kejayaan kerajaan. Historiografi masa tradisional
berkembang pada masa hindu budha dan islam.
a.
Zaman
Hindu Budha
Tradisi
tulis pada masa hindu budha berkembang dengan pesat sehingga tercipta 1000 buah
naskah diseluruh nusantara berdasarkan isinya, bentuk-bentuk kesusasteraan pada
mas hindu budha tersebut terdi atas tutur, (kitab keagamaan), kastra (kitab
hukum), wiracarita (cerita kepahlawanan), dan kitab-kitab cerita yang berisi
ajaran keagamaan, sejarah dan moral.
Sampai
denganzaman maja pahit, bahasa yang dipakai dalam naskah sejarah adalah bahasa
jawa kuno. sesudah zaman maja pahit bahasa yang dipakai dalam naskah sejarah
adalah bahasa jawa tengahan. Berdasarkan bentuknya, naskah sejarah zaman hindu
budha terdiri atas ganjaran (prosa), dan tembang (puisi). Tembang dalam masa
jawa kuno disebut kakawini dan tembang pada masa jawa tengan disebut kidung.
Pada
masa kerajaan Kediri terjadi perkembangan dibidang penulisan sejarah. Pada masa
itu, telah dihasilkan karya satra dengan judul Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu
kanwa pada tahun 1035. Kitab Arjunawiwaha
berisi kisah kehidupan raja airlangga yang dianggap sebagai tokoh arjuan agama
yang berkembang pada pemerintahan air langga ialah agama hindu aliran wisnu
atau waisnawa sehingga airlangga
dianggap sebagai titisan dewa wisnu, yang bertugas memlihara perdamaian dunia. Pada
masa pemerintahan jaya baya pernah memerintahkan kepada Mpu sedah untuk mengubah kitab bharatyudha
kedalam bahasa jawa kuno. Karena tidak mampu menyelesaikannya, maka penulisan
kitab bharatayudha dilanjuntaan oleh Mpu penuluh dalam kitab tersebut jaya
baya disebut beberapa kali sebagai sanjungan kepada raja. Kitab bharatayudha bertuliskan tahun candra sangkala yang berbunyi
sangakuda suddha candrama atau tahun 1079 saka (tahun 1157).
Pada
masa kerajaan majapahit, dihasilkan karya sejarah kitab Negara kertagama
karangan Mpuh prapanca pada tahun
1365. Isi kitab Negara kertagama .
1.
Sejarah
raja-raja singasari dan majapahit dengan masa pemerintahannya;
2.
Keadaan
kota maja pahit dan daerah-daerah kekuasaannya;
3.
Kisah
perjalanan raja Hayamwuruk ketika berkunjung kedaerah kekuasaannya di jawa
timur besrta daftar candi yang ada;
4.
Kehidupan
keagamaan dan pelaksanaan upacara-upacara keagamaan di kerajaan misalnya,
upacara Srrada untuk menghormati roh kayatri dan menambah kesaktian raja.
b.
Zaman
islam
Pada masa islam, tradisi penulisan
sejarah terus berlanjut. Teman-temannya sebagian ada yang disesuaikan dengan
kebudayaan islam, sedangkan sebagian lainnya merupakan hasil ciptaan baru
adapun jenis-jenis penulisan sejarah zaman islam meliputi hikayat dan babad.
Walaupun karya-karya sejarah tersebut tidak mengandung unsure kronologi suatu
peristiwa sejarah, namun isinya menunjukkan tradisi tulis yang menjadi dasar
dimulai tradisi sejarah. Tradisi tulis tersebut terkait dengan kebudayaan hindu
budha, islam, atau sintesis dari dua kebudayaan tersebut.
1.
Hikayat
Hikayat adalah karya sastra tradisional
berisi cerita sejarah atau cerita roman yang dibaca sebagai pelipur lara
pembangkit semangat juang, teruntuk meramaikan pesta. Kisah sejarah berbentuk
hikayat adalah sejarah negeri kedah, hikayat aceh, hikayat raja-raja pasai, sejarah
melayu (sullalatussalatin) hikayat hasanuddin, sejarah raja-raja riau, dan
tuffat Alnafis. Pada zaman dahulu di pilau sumatera, hikayat menjadi suatu
tradisi yang selalu dibaca saat diselenggarkannya suat perjamuan atau pesta.
Sementara yang berbentuk hikayat yang cukup popular adalah cerita tentang
panji. Cerita panji ini mula-mula berasal dari masa akhir maja pahit kemudian
menyebar ke bali, Lombok, Sulawesi,
Kalimantan, sumatera, malaisya, tailand dan kamboja. Melihat luas cakupan
tersebarannya, maka cerita panji ini sangat popular di kawasan asia tenggara.
Selain cerita panji termasuk kedalam kategori hikayat adalah cerita amir
hamzah. Cerita amir hamzah mula-mula berasal dari Persia kemudian menyebar ke
malaisya, sumatera, dan jawa. Contoh hikayat yang merupakan karya Indonesia
asli adalah Hangtua dan bayan budiman dari sumatera. Sementara seratrama dan
arjuna sastra bahu merupakan hasil gubahan sastra lama yang terdapat di jawa.
2.
Babad
Babad adalah cerita sejarah tradisional
di kalangan masyarakat jawa. Babad ditulis oleh pujangga keratin untuk
memperkuat legitimasi sejarah raja yang sedang berkuasa. Cerita babad berisi
riwayat hidup raja, silsilah raja sebagai pusat kekuasaan dan pusat dunia,
huibungan raja dengan dinasti-dinasti sebelumnya atau dengan para Nabi dan
dewa-dewa.
Selain kedua bentuk karya sastra
tersebut, masih terdapat beberapa jenis karya sejarah pada masa islam yang
tidak dapat digolongkan kedalam jenis babad dan hikayat. Karya sejarah tersebut
mengisahkan riwayat Nabi atau para dewa misalnya, kitab manimaya yang
menceritakan penciptaan islam semesta oleh tuhan, kisah Nabi adam, Nabi
Ibrahim, dan Nabi ismail. Selain itu, terdapat karya sastera berisi ajaran
moral dan tuntunan hidup sesuai dengan agama dan adat. Misalnya,
busthanissalatin (taman raja-raja) dan tajussalatin (mahkota semua raja-raja).
Kitab tajussalatin ditulis oleh bukhari al jauhari pada tahun 1963 di aceh.
Tajussalatin ditulis oleh nurrudin arraniri atas perintah sultan iskandar II
dari aceh pada tahun 1638, busthanussalatin mengisahkan riwayat para nabi sejak
nabi adam sampai nabi Muhammad dan khulafaurrasyidin, sejarah bangsa arab masa
dinasti umayyah dan abasyiah, sejarah raja-raj di malaka dan Pahang serta
raja-raja aceh.
c.
Ciri-ciri
historiografi tradisional
Karena ditulis oleh pujangga kerajaan
maka historiografi tradisional hanya merekam kehidupan kalangan istana dalam
bentuk hikayat, kronik, dan syair sejah. Cirri-ciri historiografi tradisional,
antara lain sebagai berikut:
1)
Bersifat
istansentris, leligiomagis, dan regiosentris
Historiografi tradisonal bersifat istana
sentries, religiomagis, dan regiosentris. Istanasentris kisah sejarah
taradisional hanya berisi kehidupan atau keluarga kerajaan yang berdiam di
istana, religiomagis artinya kisah sejarah selalu dihubungkan dengan mengenai
bersifat gaib. Regiosentris artinya historiografi tradisional menyajikan kisah
sejarah mengenai pengalamn kolektif suatu kelompok masyarakat pada masa lalu.
Misalanya kisah babad kerajaan jawa hanya membahas lingkungan masayarakat jawa
tradisional.
2)
Memperkuat
legitimasi kuasa
Di dalam kisah historigrafi tradisional,
para pujangga istana menyusun silsilah yang menghubungkan raja dengan dinasti
sebelumnya atau dengan para nabi dan dewa. Tujuan pemberian silsilah tersebut
ialah untuk memperkuat legitimasi raja-raja terdahulu.
2.2 Historiografi Kolonial
Historiografi
kolonial adalah penulisan sejarah yang berkaitan dengan aspek penjajahan belanda di Indonesia. Contoh karya
sejarah colonial yang ditulis sejak tahun 1600 adalah reizen (kisah perjalanan)
yang ditulis oleh Nicholaus de Graff, cornelis de bruijn, Rijklofs van Goens
dan Valentijn, salah satu penyebab banyaknya penulisan kisah perjalanan adalah
para penulis tersebut melakukan pelayaran dan kolonialisasi di tanah jajahan.
Salah satunya perjalanan Nicolaus de graf dalam jurnal Ost indesche spigle. De
graaf yang berkunjung ke Indonesia antara tahun 1639-1643 sampai dengan tahun
1668-1687 menulis kisah perjalanannya ke Indonesia melalui kapal laut dan
kehidupan masyarakat di Indonesia pada abad ke 18.
Pada
umumnya penulis-penulis belanda tersebut kurang memperhatikan sumber-sumber lokal
yang ada di Indonesia. Salah satu contoh buku sejarah karangan JJ
Meinsma, yang berjudul Geschjiedenis van Nederlandsch Oost Indische Bezettingen
(sejarah hindia belanda dan sekitarnya), dalam karangan tersebut perannan
bangsa belanda di Indonesia digambarkan sangat menonjol. Sebaliknya , peranan
bangsa Indonesia hampir tidak disinggung sama sekali dalam penulisan sejarah.
Cirri dari historiografi colonial adalah bersifat Nederlandosentris (lebih ke
sudut pandang peran kolonial).
2.3 Historigrafi Nasional
Historiografi
nasional adalah penulisan sejarah yang bersifat Indonesiasentries.
Indonesiasentries artinya penulisan sejarah yang membahas peranan bangsa
Indonesia dalam sejarah. Selain itu karena berfungsi sebagai sarana pembentukan
karakter dan nasionalisme bangsa, maka penyusunan sejarah dapat dikaitkan
dengan nasionalisme. Olehb karena itu, penyusunan sejarah nasionalisme tentu
kan mementingkan unsure persatuan, integrasi dan ketertiban masyarakat. Sebagai
bukti berlanjutnya gaung perubahan tersebut adalah munculnya sebuah artikel
karangan R. Smail berjudul Towards History of Indonesia. Tulisan
tersebut berusaha melihat sejarah Indonesia dari sudut pandang Indonesia yaitu
dengan menekankan dinamika masyarakat Indonesia sendiri sehingga Indonesia
bukan ajang dari permainan asing semata-mata. Ciri dari historiografi nasional
adalah bersifat Indonesia sentries (lebih ke sudut pandang peran orang
Indonesia)
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penulisan sejarah masa tradisional
digunakan untuk merekam dan mewariskn kehidupan dinasti yang berkuasa kepada
generasi berikutnya. Penulisan sejarah tradisional adalah penulisan sejarah
yang lebih mengedepankan unsur keturunan (geneologi), tetapi mempunyai
kelemahan dalam struktur kronologi dan unsur biografi.
Hubungan sebab akibat tidak tampak yang
terpenting mengagungkan raja dan kejayaan kerajaan. Historiografi masa
tradisional berkembang pada masa hindu budha dan islam.
Historiografi tradisional merupakan
penulisan yang menceritakan kedaerahannya, dan memilki ciri bersifat
regiosentris, sedangkan historiografi kolonial merupakan penulisan yang
menceritakan perjalan para penjajah yang ada di Indonesia, ini memilki ciri nedherlandosentris,
dan historiografi nasional merupakan penulisan sejarah peran bangsa Indonesia,
ini memilki ciri sifat indonesiasentris.
Berbagai macam dalam penulisan
sejarah dan memiliki sifat yang berbeda sesuai dengan sudut pangdangnya.
3.2 Saran
Dalam Tulisan
singkat ini penyusun ingin menyarankan kepada rekan siswa hendaknya kita
membuat tugas yang dibebankan oleh guru kita yang berupa tugas khususnya SEJARAH,
dapat dibuat dengan baik agar kedepannya kita menjadi siswa yang benar-benar
siap pakai di kalangan masyarakat maupun dunia.
Tulisan ini juga masih banyak kekurangan
karena kami sadar manusia biasa tak luput dari salah, oleh karena itu kami
perlu kritikan dan solusi yang bersifat membangun agar ke depannya lagi dapat
di susun dengan baik.
MAKALAH SEJARAH
PERKEMBANGAN
PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA
Di Susun
O
L
E
H
Kelompok 5
Gifra
Andriani
Linda
Panggato
Zul
Safitri .L
Feki
Nayoan
Risal
Umar
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BUNTA
KECAMATAN BUNTA
2014/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar